DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang......................................................................................
1.2
Rumusan
masalah...............................................................................
1.3 Tujuan.................................................................................................
1.4 Manfaat………………………………………………………………………
BAB II DASAR TEORI
2.1
KondangMerak……………………………………………………
2.2 Rhodophyta
2.2.1.Pengertiandanciri-ciriRhodophyta……………………….
2.2.2 Habitat
Rhodophyta……………………………………....
2.2.3BeberapaOrdoRhodophyta………………………………
2.2.4
StrukturRhodophyta………………………………………………
2.2.5
Peranganggangmerahpadakehidupan……………………….
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1
TempatPraktikum..................................................................................
3.2AlatdanBahan.......................................................................................
3.3 Cara
Kerja……………………………………………………………
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Glacilaria textorii……………………………………………………
4.2 Amphiroa anceps……………………………………………………………
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Indonesia
merupakannegarakepulauan
yang dipisahkanolehlautantarapulau yang
satudenganpulau yang lain. Laut Indonesia
terkenalakankeindahandankekayaanisinya. Laut Indonesia
terlihatindahdenganbiotanya
yang beranekaragam.Salahsatunyayaitualga.Alga (jamak Algae)
adalahsekelompokorganismeautotrof yang tidakmemiliki organ
denganperbedaanfungsi yang nyata.Algaeadalahtumbuhantingkatrendah yang
tidakberpembuluhdantermasukdalamkelompokataudikenaldengantumbuhanbertalus.Tidakmemilikiakarbatangdandaunsejatitetapihanyamenyerupaisaja.Hidupmenempelpadasubstratdenganmenggunakan
holdfast.Berklorofilauntukfotosintesisdanjugamengandungpigmenlainnya.Algaebereproduksidenganaseksualdanseksual.Algaada
yang
hidupsecarasoliterdanberkoloni (Hasnunida, 2007).
Mengutipsalahsatuayat
al-Qur’an surat al-An’aamayat 97 yang berbunyi:
Artinya, “danDialah
yang menjadikanbintang-bintangbagimu, agar
kamumenjadikannyapetunjukdalamkegelapan di daratdan di laut.Sesungguhnya Kami
telahmenjelaskantanda-tandakebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui.”
Ayattersebutmenyatakanbahwa
Allah
telahmemperlihatkantanda-tandakebesarandankekuasaan-Nyalewatciptaan-Nya.Sehinggakitadapatmemuji-Nyadenganmeneliticiptaan-ciptaan-Nyabaik
di
daratmaupun di lautan.
Algae
banyaktersebardiseluruhlaut Indonesia dan algae yang ada di Indonesia
banyakjenisnya.Sehinggapemanfaatan alga
untukmenunjangkehidupanmanusiatelahbanyakdilakukan.Beberapajenis algae
bernilaiekonomis.Algaedapatdibidudayakan di lautdandapatdimanfaatkansebagaibahanpembuatan
agar-agar, kosmetik, obat-obatandanmasihbanyaklagi (Aslan, 1991).
Olehkarenaitu,
disampingkitamengetahuijenis-jenismakroalgasecaratekstual di bangkukuliah,
makadengandilakukannyastudilapanganinidiharapkankitajugamengetahuisecarakontekstual.Adapunstudilapanganinidilakukan
di pantaiKondangMerakdikarenakanvegetasimakroalga di sanamasihbagus.
Meskipuntingkatkelimpahannyamasihbelumtergolongtinggi,
tetapimacam-macamnyasudahdapatmemenuhiuntukdijadikanbahanstudilapanganmatakuliahTaksonomiTumbuhan
Tingkat Rendahmengenaimakroalga.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusanmasalah yang
adapadapenelitianiniadalah:
Bagaimanaorganisasi Talus, Morfologi,
danSiklushidupatauReproduksi alga di pantaiKondangMerak Malang selatan…?
1.2 TUJUAN
Tujuandaripenelitianiniadalah:
Untukmempelajariorganisasi Talus,
Morfologi, danSiklushidupatauReproduksi alga di pantaiKondangMerak Malang
selatan.
1.3
MANFAAT
1. Mengetahuikeanekaragaman alga di
Kondangmerak
2.Mengetahuimanfaatdariberbagaimacam alga kondangmerak
3. Menambahpengetahuanpadamasyarakat,
terutamakalangannelayansebagaipenunjangkebutuhanhidupmelaluimanfaat alga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kondisi Pantai Kondang Merak
Pantai
Kondang Merak terletak di Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur, Kabupaten
Malang. Masih banyak orang bahkan masyarakat Malang yang tidak mengetahui
keberadaan Pantai yang terletak di bagian selatan Kabupaten Malang ini. Kurang lebih 63,5 km dan dengan jarak
tempuh sekitar 2,5 jam dari Kota Malang. Terletak diantara 8°23’ 50,56” Lintang
Selatan dan 112° 31’ 06,89” Bujur Timur. Topografi kawasan Pantai Kondang Merak
terdiri dari dataran luasnya diperkirakan 1.125 Ha dan perbukitan atau
pegunungan luasnya diperkirakan 1.526 Ha. Pantai Kondang Merak mempunyai pantai
yang relatif terlindung, selain itu terdapat adanya muara sungai (estuari) yang
memiliki organisme yang beraneka ragam yang meliputi terumbu karang, lamun, dan
mangrove. Faktor-faktor Oceanografi yang mempengaruhi perairan Pantai Kondang
Merak meliputi suhu, arus, salinitas, pH dan kecerahan (Prasetyo, 2009).
Kondisi
ekologi daerah pasang surut Pantai Kondang Merak yaitu suhu air rata-rata 26,5o
C, pH air rata-rata 5,6, sedangkan subtrat berupa pasir, lumpur, batu-batuan,
termasuk karang dan sebagian besar adalah batu karang (Saptasari, 2008).Menurut
Hayati (2009) Pantai kondang Merak merupakan pantai yang relatif tertutup dari
masyarakat luar, terdiri atas sejumlah penduduk yang kehidupan sehari-harinya
sangat bergantung pada sumber daya alam di pantai. Sebagian besar masyarakat
membudidayakan makroalga sebagai sumber penghasilan.
2.2 Rhodophyta (Alga Merah)
2.2.1 Pengertian dan ciri-ciri Rhodophyta
Alga merah
atau Rhodophyta adalah salah
satu filum
dari alga
berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Warna merah pada alga ini disebabkan
oleh pigmenfikoeritrin
dalam jumlah banyak dibandingkan pigmen klorofil,
karoten,
dan xantofil.
Alga ini pada umumnya bersel banyak (multiseluler) dan makroskopis. Panjangnya
antara 10 cm sampai 1 meter dan berbentuk berkas atau lembaran (Tjitrosoepomo,
2005).Beberapa alga merah memiliki nilai ekonomi sebagai bahan makanan (sebagai
pelengkap minuman penyegar ataupun sebagai bahan bakuagar-agar).
Alga merah sebagai bahan makanan memiliki kandungan serat
lunak yang baik bagi kesehatan usus.
Rhodophyta (algae merah) umumnya warna
merah karena adanya protein fikobilin,terutama fikoeritrin, tetapi warnanya
bervariasi mulai dari merah ke coklat atau kadang-kadang hijau karena jumlahnya
pada setiap pigmen. Dinding sel terdiri dari sellulosa dan gabungan pektik,
seperti agar-agar, karaginan dan fursellarin.Hasil makanan cadangannya adalah
karbohidrat yang kemerah-merahan.Ada perkapuran di beberapa tempat pada
beberapa jenis.Jenis dari divisi ini umumnya makroskopis, filamen, sipon, atau
bentuk thallus, beberapa dari mereka bentuknya seperti lumut (Tjitrosoepomo,
2005).
Rhodophyta (ganggang merah) Umumnya
hidup di laut dan beberapa jenis di air tawar, mengandung pigmen klorofil a,
klorofil d, karoten, fikoeritrin, fikosianin.Tubuh bersel banyak menyerupai
benang atau lembaran.Reproduksi vegetatif dengan spora (Bold, 1978).
Dalam sebagian besar ganggang merah,
talus berupa pita atau filamen bercabang.Namun beberapa spesies ada yang
berbentuk lembaran, seperti Porphyra atau berbentuk kerak, seperti Lithophyllum,
sementara sedikit seperti Porphyridium berbentuk sel tunggal.Beberapa ganggang
merah dapat mengapur – misalnya Corallina spp (talus tegak dan
berartikulasi) dan Lithophyllum.Talus multisel yang umumnya sepanjang 5
– 50 cm menempel pada batuan dengan pemegang.Dinding sel dapat mengandung
selulosa, xylan atau bahkan lignin.Plasmodesmata tampaknya tidak ada, tapi
banyak ganggang merah multiseluler memuat koneksi kawah.Tidak ada spesies yang
berflagela, dan gamet flagela juga tidak diproduksi (Bold, 1978).
Alga merah
memiliki kragaman dan jenis yang sangat banyak.Salah satu contoh spesies dari
Rodhophyta adalah Amphiroa ancepsdan Gracillaria textorii yang memiliki
klasifikasi dan ciri-ciri khusus (Bold, 1978) :
1.
Amphiroa anceps
Divisi :Rhodophyta
Class :Rhodophyceae
Ordo :Cryptonemiales
Family :Corallinaceae
Genus
:Amphiroa
Spesies :Amphiroa ancep
Spesies ini
berwarna merah dan mempunyai banyak cabang yang terdiri dari axis (cabang
utama), primary branch dan secondary branch. Thallus berkapur mengandung Ca.
Thallus membentuk hamparan setinggi 2-4 cm. Spesies ini melimpah di zona
intertidal atas yang terisolasi atau tempat terbuka dan pada teluk kecil
kedalaman 7 m, tumbuh menempel pada dasar pasir atau menempel pada substrat
dasar lainnya di dasar lamun. Persebarannya banyak terdapat di daerah tropis,
saeprti di Indonesia.Dalam dunia kesehatan banyak dimanfaatkan sebagai bahan
anti mikrobia (Bold, 1978).
Alga ini
mengandung zat kapur pada thalli yang berbentuk silindris.Thallusnya
berbuku-buku dan diantara nodusnya (sekat) terdapat internodus (ruas).Alga ini
hidup dilaut, terutama dalam lapisan-lapisan air dalam yang hanya dapat dicapai
oleh gelombang pendek.Hidup alga ini sebagai bentos yang melekat erat pada
substrat (Bold, 1978).
2.
Gracilaria merupakan rumput laut yang termasuk dalam kelas alga merah (Rhodophyceae).
Gracilaria textorii.
menghasilkan metabolit primer senyawa hidrokoloid yang disebut agar.
Klasifikasi Gracilaria menurut (Tjitrosoepomo, 2005) yaitu:
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Gracilariaceae
Genus : Glacilaria
Jenis: Glacilariatextorii
Ciri umum dari Gracilariatextoriiadalah mempunyai bentuk thallus
silindris atau gepeng dengan percabangan mulai dari yang sederhana sampai pada
yang rumit dan rimbun, di atas percabangan umumnya bentuk thalli
(kerangka tubuh tanaman) agak mengecil, permukaannya halus atau
berbintil-bintil, diameter thallus berkisar antara 0,5 – 2 mm. Panjang
dapat mencapai 30 cm atau lebih dan Glacilaria tumbuh di rataan terumbu
karang dengan air jernih dan arus cukup dengan salinitas ideal berkisar 20-28
per mil (Tjitrosoepomo, 2005).
Siklus hidup gracillaria dari subkelas Florideophycidae (alga merah) bersifat
trifasik (mengalami tiga fase pertumbuhan). Ketiga fase tersebut yaitu
fase gametofit, karposporofit, dan tetrasporofit. Dan ketiga fase tersebut
terjadi secara bersamaan (Bold, 1978):
·
Fase Gametofit
Gametofit jantan dan betina merupakan thallus hasil germinasi dari tetraspora
atau bentuk tumbuh haploid. Untuk membedakan gametofit jantan dan gametofit
betina antara lain dapat dilihat secara morfologi, yaitu dengan melihat
perbedaan warna thallus. Gametofit jantan warnanya lebih pucat serta memiliki
ukuran yang lebih panjang disbanding dengan gametofit betina(Bold, 1978).
·
Fase Karposporofit
Karposporofit adalah bentuk tumbuhan haplo-diploid yang gametofit betinanya
adalah haploid, sementara sistokarp yang menempel pada gametofit betina tadi
mengandung spora diploid.Fase karposporofit dimulai sejak terjadinya
fertilisasi antara karpogonium dan spermatia. Setelah karpogonium dibuahi,makatrichogyne akan mengerut, karpogonium
akan melebur dengan del dibawahnya yang berbentuk seperti filamen. Filamen ini
akan membentuk beberapa lobus, dari fase inilah gonimoblast dibentuk.
Selanjutnya karpospora dibentuk pada ujung-ujung dari filamen
gonimoblast.Sementara itu, supporting cell dan steril branch juga melebur
menjadi satu yang berfungsi sebagai sel nutrisi.Karpogonium yang telah dibuahi
mengalami serangkaian peroses dalam perkembangan selanjutnya.Terjadi perubahan
morfologis dari tumbuhan Gracillaria, yaitu
terlihat bintil-bintil dipermukaan thallus.Bintil tersebut merupakan hasil dari
peroses perkembangan karpogonium dan disebut sebagai sistokarp (Bold, 1978).
·
Fase Tetrasporofit
Karpospora yang telah dilepas ke lingkungan akan bergerminasi dan tumbuh
menjadi bentuk tumbuhan tetrasporofit. Selanjutnya tetrasporofit akan membentuk
tetrasporangium yang akan menghasilkan tetraspora (Bold, 1978).
Menurut Aslan (1993) Gracilaria
textorii memiliki ciri sebagai berikut:
a.
Thalli
berbentuk silindris / gepeng dengan percabangan, mulai dari yang sederhana
sampai pada yang rumit dan rimbun.
b.
Diatas
percabangan umumnya bentuk thalli agak mengecil
c.
Perbedaan bentuk, struktur dan asal
usul pembentukan organ reproduksi sangat penting dalam perbedaan tiap spesies
d.
Warna thalli beragam, mulai dari
warna hijau-cokelat, merah, pirang, merah-cokelat, dan sebagainya.
e.
Substansi thalli menyerupai gel atau
lunak seperti tulang rawan
2.2.2 Habitat Rhodophyta
Sebagian besar alga merah hidup di laut,
banyak terdapat di laut tropika.Sebagian kecil hidup di air tawar
yang dingin dengan aliran deras dan banyak oksigen.Selain
itu ada pula yang hidup di air payau.
Alga merah yang banyak ditemukan di laut dalam adalah Gelidium
dan Gracilaria,
sedang Euchema spinosum
menyukai laut dangkal (Nontji, 1993).
Rhodophyta yang ada di habitat air tawar
dan tanah adalah spesies dari genus Audouinella, Bangia, Batrachospermum,
Chroodactylon,Hildenbrandia, Lemanea dan Porphyridium.
Beberapa genus, misalnya Bangia, Bostrychia dan Hildenbrandia,
memuat spesies kelautan maupun air tawar.Beberapa ganggang merah bersifat
parasit pada ganggang lainnya, seperti Choreocolax dan Holmsella(Nontji,
1993).
Spesies kelautan biasanya berwarna
kemerahan, sementara spesies air tawar biasanya hijau kebiruan, hijau
kekuningan, coklat atau abu-abu.Ganggang merah mengandung klorofil a, dan sebagian
juga mengandung klorofil d; tilakoid tunggal (tidak berasosiasi) dan mengandung
pikobilisoma yang memuat pikoeritrin dan/atau pikosianin.Banyak karotenoid,
misalnya xantofil dan beta karoten, juga ada. Produk hasil fotosintesis antara lain pati
floridean dan floridosida (Nontji, 1993).
2.2.3Beberapa ordo Rhodophyta
Ganggang merah tertentu merupakan sumber
agar-agar atau carageena, sementara yang lain dipakai sebagai makanan seperti
laver, nungham dan palmaria. Semua spesies diletakkan dalam satu kelas :
Rhodophyceae. Ordonya antara lain (Tjitrosoepomo, 2005) :
1. Bangiales (contohnya Bangia,
Porphyra);
2.Ceramiales (contohnya Bostrychia;
Ceramium, Griffithsia, Polysiphonia)
3. Compsopogonales (contohnya. Compsopogon)
4. Cryptonemiales (contohnya Choreocholax,Corallina,
Gloiopeltis, Hildenbrandia, Holmsella, Lithophyllum)
5. Gigartinales (contohnya. Chondrococcus,
Chondrus, Eucheuma, Furcellaria, Gardneriella, Gigartina,Gracilaria,
Iridaea)
6. Nemalionales (contohnya
Audouinella, Batrachospermum, Gelidium, Lemanea);
7. Palmariales (contohnya
Palmaria)
8. Porphyridiales (contohnya
Chroodactylon, Cyanidium, Porphyridium)
9. Rhodochaetales (contohnya
Rhodochaete)
10. Rhodymeniales (contohnya
Coeloseira, Rhodymenia).
2.2.4 Struktur Rhodophyta
Dinding
selnya terdiri dua lapis, lapisan bagian dalam kasar (rigid) dan menyerupai
mikrofibril, sedangkan bagian luar berbentuk lapisan mucilaginous.pada dinding
selnya terdapat berbagai macam bahan selain selulosa, yaitu polisakarida
sulfat, agar dan karagenin. Pada alga pembentuk koral, dapat mengumpulkan CaCO3
di dalam dinding selnya. Oleh karena hal tersebut jenis alga ini berperan
penting dalam proses pembentukan karang(Bold, 1978).
Umumnya
tubuh berwarna merah karena adanya protein fikobilin,terutama fikoeritrin,
tetapi warnanya bervariasi mulai dari merah ke coklat atau kadang-kadang hijau
karena jumlahnya pada setiap pigmen. Dindingselterdiridarisellulosa dan gabunganpektik,
seperti agar-agar, karaginan dan fursellarin.
Hasilmakanancadangannyaadalahkarbohidrat yang kemerah-merahan. Ada perkapuran
di beberapatempat pada beberapajenis. Jenisdaridivisiiniumumnyamakroskopis,
filamen, sipon, ataubentukthallus, beberapadarimerekabentuknyasepertilumut(Bold,
1978).
Tubuhganggangini
juga berwarnamerahsampaiungu, tetapiada juga yang
lembayungataupirangataukemerah – merahan,
chromatoforaberbentukcakramataulemabaran dan mengandungklorofil a, klorofil b
dan karoteboid. Akantetapi, warnalaintertutupolehwarnamerahfikoiretrinsebagaipigmenutama
yang mengadakanfluoresens(Bold, 1978).
2.2.5Peran ganggang merah pada kehidupan
Manfaatnya antara lain sebagai bahan
makanan dan kosmetik.misalnya eucheuma spinosum, selain itu juga dipakai untuk
mengeraskan atau memadatkan media pertumbuhan bakteri. Berwarna merah sampai
ungu, kromotofora berbentuk cakram atau sesuatu lembaran, sebagai hasil
asimilasi terdapat sejenis karbohidrat yang disebut tepung floride, hidupnya
diair laut, dan berkembang biak secara aseksual, yaitu dengan pembentuka spora
dan seksual atau oogami (Supriyono,
2007)
Sebaran alga atau rumput laut di
Indnesia ada beberapa jenis yaitu rumput laut penghasil agar-agar (agarophyte)
diantaranya adalah Gracillaria sp, Gelidium, Gelediupsis, Hypnea, dan rumput
laut penghasil keraginan yaitu spinosum, Euchema catini dan
Eucheuma striatum. Selain itu juga rumput laut penghasil algin yaitu sargasum,
Marcocystis, dan lessonia (Supriyono,
2007).
Alga merah dapat menyediakan makanan
dalam jumlah banyak bagi ikan
dan hewanlain
yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia
misalnya Chondrus crispus (lumutIrlandia)
dan beberapa genusPorphyra.Chondrus
crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen
yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut.
Alga merah lain seperti Gracilaria
lichenoides, Euchema spinosum,
Gelidium
dan Agardhiella
dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa gelatin
yang dikenal sebagai agar-agar.
Gel
ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium biakan bakteri
dan fase padat pada elektroforesis gel,
untuk pengental dalam banyak makanan,
perekat tekstil,
sebagai obat pencahar (laksatif),
atau sebagai makanan penutup (Supriyono, 2007).
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1 Waktu dan
Tempat
Penelitian
tentang alga dilaksanakan pada hari Sabtu – Minggutanggal 11 – 12 Oktober 2014
di PantaiKondangMerak Malang Selatan.PenelitianinidilaksanakanolehmahasiswaJurusanBiologi Semester III FakultasSainsdanTeknologiUniversitasNegeriMaulana
Malik Ibrahim Malang.
3.2
AlatdanBahan
3.2.1 Alat
Alat yang
digunakandalampenelitianiniadalah:
1.
Kamera 1
buah
2.
Pensil 1
buah
3.
Penggaris 1
buah
4.
Bukureferensi 1
buah
3.2.2 Bahan
Bahandalampraktikuminiadalahsebagaiberikut:
1. Alga 2 spesies
3.3
Cara kerja
1. Diambiljenis algaRhodophyta yang ada di Pantai Selatan
KondangMeraksecukupnya.
2. Diidentifikasi alga yang di dapat.
4. Diukurpanjangdanlebar alga yang di dapat.
5. Didokumentasi alga tersebut.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Glacilariatextorii
Gambarpengamatan
|
Gambar literature
|
|
Bold (1978)
|
Keterangan:
- MemilikiHodfast yang melekatpadakarang
- Talus berwarnamerahkeunguanpadabagiandekat holdfast dansemakinkeujungwarnanyasemakinmemudar
- Tekstur talus kenyal, permukaannyalicindanmengilap. Beberapabagianpermukaansedikitbergelombangdanjikaditekansepertiberisi air.
- Tepiberlekuk-lekukdengankedalamanlekuk yang variatif.
KalsifikasiGracilariatextoriyaitu(Bold, 1978) :
Divisi: Rhodophyta
Kelas: Rhodophyceae
Ordo: Gigartinales
Famili: Gracilariaceae
Genus: Gracilaria
Jenis: Gracilariatextorii
BerdasarkanhasilpengamatandapatdiketahuibahwaGracilariatextoriimerupakan alga merah yang memilikithallusberbentuklembaran.Menurut Aslan
(1993) Gracilaria textorii memiliki ciri sebagai berikut thallus
berbentuk silindris / gepeng dengan percabangan, mulai dari yang sederhana
sampai pada yang rumit dan rimbun. Thallus memiliki percabangan dikotomi
seperti yang terlihat pada gambar pengamatan. Thallus terlihat lebih kompak
dari pada jenis Gracillaria lainnya. Banyak jenis ganggang merah membentuk
talus lebih kompak dan berukuran lebih besar yang dihasilkan dari perlekatan
(agregasi) beberapa filamen menghasilkan struktur pseudoparenkim. Beberapafilamendilekatkanolehlendirdengantingkatpenyatuanfilamen
yang bervariasi.Akan
tetapistrukturinimemilikikelemahanpadakontaksitoplasmikantarsel (Bold, 1978).
Gracilarriatextoriihidupdalam 3 bentukpertumbuhan.Secaramorfologimemangketigabentukpertumbuhantadisangatsulitdibedakan,
namunjikadilihatdarisegianatomimakadapatdibedakanantarabentuksporofit,
gametofitdanbentukkarposporofit.Bentuksporofitadalahtumbuhan yang
memilikikromosom diploid (2n), gametofitadalahbentuktumbuhan haploid (In),
sedangkankarposporofitadalahbentuktumbuhanhaplo-diploid
(sedangmengandung).Umumnya,
karposporofitdapatdibedakandarisporofitdangametofit,
karenapadapermukaanthallusseringdijumpaitonjolan-tonjolanbulat (Yamamoto,
1978).
SporofitdariGracilariatextoriidapatdiamatipadabulanFebruarihinggaAgustuspadazona
intertidal.Sporofitmenghilangsetelahdiamengeluarkanataumelepasselgametnya.Padazonasubliteral,
bagaimanapun,
sporofitdapatdiamatisepanjangtahundanpopulasinyameningkatsepanjangJulihinggaAgustus
(Woo dkk, 2008).
SepertiumumnyaRhodophyceae, daurhidupGracilariabersifat
'trifasik' (3 bentukpertumbuhan), yang mengalami
per-gantiangenerasiantaraseksualdanaseksual.Apabilaawalperkembangbiakandimulaidarigenerasiaseksualmakaakanterlihatbahwasporofitakanmembentuksuatubadan
yang disebutdengantetrasporangia. Adapunbentukdanukurantetrasporangiapadamasing-masingjenissangatbervariasi
(Yamamoto, 1978).
Gracilariatextoriimemilikistrukturmenyerupai papilla berbintil yang keras. Papilla
inimemenuhiseluruhpermukaantalus.Bintil-bintiliniberwarnamerahkekuningan.MenurutBold
(1978) terjadiperubahanmorfologisdaritumbuhanGracillaria, yaituterlihatbintil-bintildipermukaanthallus.Bintiltersebutmerupakanhasildariperosesperkembangankarpogoniumdandisebutsebagaisistokarp.
ThalluspadaGracilariatextoriiberwarnamerahkecoklatandenganstrukturkenyalberdaging.Tubuhganggangini
juga berwarnamerahsampaiungu, tetapiada juga yang
lembayungataupirangataukemerah – merahan,
chromatoforaberbentukcakramataulemabaran dan mengandungklorofil a, klorofil b
dan karoteboid.Akantetapi, warnalaintertutupolehwarnamerahfikoiretrinsebagaipigmenutama
yang mengadakanfluoresens(Bold,
1978).
4.2. Amphiroaanceps
Gambarpengamatan
|
Gambar
literature
|
|
Bold (1978)
|
KalsifikasiAmphiroaancepsyaitu(Bold, 1978) :
Divisi
:Rhodophyta
Class :Rhodophyceae
Ordo
:Cryptonemiales
Family
:Corallinaceae
Genus
:Amphiroa
Spesies :Amphiroaanceps
BerdasarkanhasilpengamatandiketahuibahwaAmphiroaancepsmemilikistrukturthallus
yang kaku dan berkapur. Spesiesiniberwarnamerahdanhijausertamempunyaibanyakcabang
yang terdiridari axis (cabangutama), primary branch dan secondary
branch.Teksturthallusberkapur (coralinous)halinidikarenakanmenurut Bold (1978)
thalluspadaAmphiroaancepsmengandungCa.ThalluspadaAmphiroaancepsmembentukhamparansetinggi
2-7 cm denganujungthallus yang tumpulmembulat.
Beberapajenisganggangmerahmempunyaistruktur talus sepertilembaran (blade) yang
ukurannya 1-2 meter (Rohmimohtarto, 2001).
Amphiroaancepsbanyakditemukanterdampar di
pesisirpantaikondangmerak.Thallusmemilikipanjang ± 4cm
denganpanjangseluruhthallus ± 6cm danlebar ± 7cm. Ukuran talus
bergantungpadadistribusigeografi, talus di
daerahberiklimsedangberukuranlebihbesardaripada di daerahtropis (Dawes,
1981). Spesiesinimelimpah di zona
intertidal atas yang terisolasiatautempatterbukadanpadatelukkecil di
dasarlamun.
Alga inimengandungzatkapurpadathalli yang
berbentuksilindris.Thallusnyaberbuku-bukudandiantaranodusnya (sekat)
terdapatinternodus (ruas).Alga inihidupdilaut, terutamadalamlapisan-lapisan air
dalam yang hanyadapatdicapaiolehgelombangpendek.Hidup alga inisebagaibentos
yang melekateratpadasubstrat.
Amphiroaancepsmemilikimemilikiwarnahijaukeputihandanmerah.Variasiwarnatersebutterjadikarenafotoreduksi.Jenis
yang samapadasuatupopulasidapatmemperlihatkanvariasipigmentasi (Bold, 1978).
Padazonasubtidalganggangmerahmemperlihatkanwarnamerahmuda-merahkarenapigmenfikoeritrindominan
(Dawes, 1981).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian
ini adalah :
1. Gracilaria
textorii merupakan alga dari divisi
Rhodophyta yang memiliki struktur thallus yang kenyal dan berdaging
serta gepeng berbentuk lembaran. Memiliki bintil-bintil di seluruh permukaan
thallusnya yang merupakan hasil dari perkembangan karpogonium. Daur hidup Gracilaria bersifat
'trifasik' (3 bentuk pertumbuhan), yang mengalami pergantian generasi antara
seksual dan aseksual.
2. Amphiroa anceps merupakan alga divisi Rhodophyta
yang memiliki struktur thallus yang kaku dan berkapur. Spesies ini berwarna merah dan hijau
serta mempunyai banyak cabang yang terdiri dari axis (cabang utama), primary
branch dan secondary branch.Thallusnya berbuku-buku dan diantara nodusnya
(sekat) terdapat internodus (ruas).
5.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya , alga yang dibahas lebih banyak lagi,
supaya pengetahuan yang dimiliki lebih banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Aslan,
L. M. 1991. Budidaya Rumput Laut. Kanisius. Yogyakarta
Bold, 1978. Introduction To The Algae, Structure
and Reproduction. New Delhi :Prentice Hall Of India.
Dawes,
C.J. 1981. Marine Botany. Canada :
Jhon wiley and son ine.
Hasnunida, Neni S.Pd., M.Si.2007. Buku
Ajar Botani Tumbuhan Rendah. Bandarlampung: UNILA
Hayati, A dan Insan, M, 2009. Keanekaragaman Makroalga
di Pantai Kondang Merak Kabupaten Malang. Makalah Seminar Nasional Biologi
XX dan Konggres PBI XIV di Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang. 24-25/III
2009
Nontji, A.1993. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan
Prasetyo, L. 2009. Studi Tentang KeanekaragamanKarang
Jenis Hermatipik (HermatypicCoral) Di Pantai Kondang Merak Kabupaten Malang
Propinsi Jawa Timur. Skripsi Pemanfaatan Malang
Romimohtarto, Kasijan. 2001. Biologi
Laut : Ilmu Pengantar Tentang Biologi Laut. Jakarta : Djambatan.
Saptasari, Murni. 2010. Variasi Ciri Morfologi Dan
Potensi Makroalga Jenis Caulerpa Di Pantai Kondang Merak Kabupaten Malang.
El Hayah. Vol.1 No.2
Supriyono,
Agus. Aktivitas Antioksidan Beberapa Spesies Rumput Laut dari Pulau Sumba dalam jurnal
sains dan teknologi indonesiaVol.
9 No. 1 april 2007 hlm. 34-38
Tjitrosoepomo, Gembong.2005. Taksonomi Tumbuhan Rendah. Yogyakarta:
UGM Press
Woo, Seonock dkk. Differential
Gene Expression in a Red Alga Gracilaria textorii(Suringar)
Hariot (Gracilariales, Florideophyceae) between
Natural Populations. Journal of Mol.
Cell.
Toxicol. Vol. 4(3), 199-204, 2008
Yamamoto, Hirotoshi.1978. Systematic and
Anatomical Study of the Genus Gracilaria in
Japan. Hokkaido:
Hokkaido University