Jumat, 17 Oktober 2014

bttb makro alga rodophyta




DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
            1.1 Latar belakang......................................................................................
            1.2 Rumusan masalah...............................................................................
            1.3  Tujuan.................................................................................................
1.4 Manfaat………………………………………………………………………
BAB II DASAR TEORI
            2.1 KondangMerak……………………………………………………
2.2 Rhodophyta
                        2.2.1.Pengertiandanciri-ciriRhodophyta……………………….
                        2.2.2 Habitat Rhodophyta……………………………………....
                        2.2.3BeberapaOrdoRhodophyta………………………………
                        2.2.4 StrukturRhodophyta………………………………………………
                        2.2.5 Peranganggangmerahpadakehidupan……………………….
BAB III METODE PRAKTIKUM
            3.1 TempatPraktikum..................................................................................
            3.2AlatdanBahan.......................................................................................
            3.3 Cara Kerja……………………………………………………………
BAB IV PEMBAHASAN
            4.1 Glacilaria textorii……………………………………………………
            4.2 Amphiroa anceps……………………………………………………………
BAB V PENUTUP
            5.1 Kesimpulan
            5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................



BAB I
PENDAHULUAN
1.1    LatarBelakang
Indonesia merupakannegarakepulauan yang dipisahkanolehlautantarapulau yang satudenganpulau yang lain. Laut Indonesia terkenalakankeindahandankekayaanisinya. Laut Indonesia terlihatindahdenganbiotanya yang beranekaragam.Salahsatunyayaitualga.Alga (jamak Algae) adalahsekelompokorganismeautotrof yang tidakmemiliki organ denganperbedaanfungsi yang nyata.Algaeadalahtumbuhantingkatrendah yang tidakberpembuluhdantermasukdalamkelompokataudikenaldengantumbuhanbertalus.Tidakmemilikiakarbatangdandaunsejatitetapihanyamenyerupaisaja.Hidupmenempelpadasubstratdenganmenggunakan holdfast.Berklorofilauntukfotosintesisdanjugamengandungpigmenlainnya.Algaebereproduksidenganaseksualdanseksual.Algaada yang hidupsecarasoliterdanberkoloni (Hasnunida, 2007).
Mengutipsalahsatuayat al-Qur’an surat al-An’aamayat 97 yang berbunyi:
Artinya, “danDialah yang menjadikanbintang-bintangbagimu, agar kamumenjadikannyapetunjukdalamkegelapan di daratdan di laut.Sesungguhnya Kami telahmenjelaskantanda-tandakebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui.
Ayattersebutmenyatakanbahwa Allah telahmemperlihatkantanda-tandakebesarandankekuasaan-Nyalewatciptaan-Nya.Sehinggakitadapatmemuji-Nyadenganmeneliticiptaan-ciptaan-Nyabaik di daratmaupun di lautan.
Algae banyaktersebardiseluruhlaut Indonesia dan algae yang ada di Indonesia banyakjenisnya.Sehinggapemanfaatan alga untukmenunjangkehidupanmanusiatelahbanyakdilakukan.Beberapajenis algae bernilaiekonomis.Algaedapatdibidudayakan di lautdandapatdimanfaatkansebagaibahanpembuatan agar-agar, kosmetik, obat-obatandanmasihbanyaklagi (Aslan, 1991).
Olehkarenaitu, disampingkitamengetahuijenis-jenismakroalgasecaratekstual di bangkukuliah, makadengandilakukannyastudilapanganinidiharapkankitajugamengetahuisecarakontekstual.Adapunstudilapanganinidilakukan di pantaiKondangMerakdikarenakanvegetasimakroalga di sanamasihbagus. Meskipuntingkatkelimpahannyamasihbelumtergolongtinggi, tetapimacam-macamnyasudahdapatmemenuhiuntukdijadikanbahanstudilapanganmatakuliahTaksonomiTumbuhan Tingkat Rendahmengenaimakroalga.
1.2 RUMUSAN MASALAH
            Rumusanmasalah yang adapadapenelitianiniadalah:
            Bagaimanaorganisasi Talus, Morfologi, danSiklushidupatauReproduksi alga di pantaiKondangMerak Malang selatan…?
1.2 TUJUAN
            Tujuandaripenelitianiniadalah:
            Untukmempelajariorganisasi Talus, Morfologi, danSiklushidupatauReproduksi alga di pantaiKondangMerak Malang selatan.
1.3 MANFAAT
            1. Mengetahuikeanekaragaman alga di Kondangmerak
2.Mengetahuimanfaatdariberbagaimacam alga kondangmerak
3. Menambahpengetahuanpadamasyarakat, terutamakalangannelayansebagaipenunjangkebutuhanhidupmelaluimanfaat alga
 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kondisi Pantai Kondang Merak
Pantai Kondang Merak terletak di Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang. Masih banyak orang bahkan masyarakat Malang yang tidak mengetahui keberadaan Pantai yang terletak di bagian selatan Kabupaten Malang  ini. Kurang lebih 63,5 km dan dengan jarak tempuh sekitar 2,5 jam dari Kota Malang. Terletak diantara 8°23’ 50,56” Lintang Selatan dan 112° 31’ 06,89” Bujur Timur. Topografi kawasan Pantai Kondang Merak terdiri dari dataran luasnya diperkirakan 1.125 Ha dan perbukitan atau pegunungan luasnya diperkirakan 1.526 Ha. Pantai Kondang Merak mempunyai pantai yang relatif terlindung, selain itu terdapat adanya muara sungai (estuari) yang memiliki organisme yang beraneka ragam yang meliputi terumbu karang, lamun, dan mangrove. Faktor-faktor Oceanografi yang mempengaruhi perairan Pantai Kondang Merak meliputi suhu, arus, salinitas, pH dan kecerahan (Prasetyo, 2009).
Kondisi ekologi daerah pasang surut Pantai Kondang Merak yaitu suhu air rata-rata 26,5o C, pH air rata-rata 5,6, sedangkan subtrat berupa pasir, lumpur, batu-batuan, termasuk karang dan sebagian besar adalah batu karang (Saptasari, 2008).Menurut Hayati (2009) Pantai kondang Merak merupakan pantai yang relatif tertutup dari masyarakat luar, terdiri atas sejumlah penduduk yang kehidupan sehari-harinya sangat bergantung pada sumber daya alam di pantai. Sebagian besar masyarakat membudidayakan makroalga sebagai sumber penghasilan.
2.2 Rhodophyta (Alga Merah)
2.2.1 Pengertian dan ciri-ciri Rhodophyta
Alga merah atau Rhodophyta adalah salah satu filum dari alga berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Warna merah pada alga ini disebabkan oleh pigmenfikoeritrin dalam jumlah banyak dibandingkan pigmen klorofil, karoten, dan xantofil. Alga ini pada umumnya bersel banyak (multiseluler) dan makroskopis. Panjangnya antara 10 cm sampai 1 meter dan berbentuk berkas atau lembaran (Tjitrosoepomo, 2005).Beberapa alga merah memiliki nilai ekonomi sebagai bahan makanan (sebagai pelengkap minuman penyegar ataupun sebagai bahan bakuagar-agar). Alga merah sebagai bahan makanan memiliki kandungan serat lunak yang baik bagi kesehatan usus.
Rhodophyta (algae merah) umumnya warna merah karena adanya protein fikobilin,terutama fikoeritrin, tetapi warnanya bervariasi mulai dari merah ke coklat atau kadang-kadang hijau karena jumlahnya pada setiap pigmen. Dinding sel terdiri dari sellulosa dan gabungan pektik, seperti agar-agar, karaginan dan fursellarin.Hasil makanan cadangannya adalah karbohidrat yang kemerah-merahan.Ada perkapuran di beberapa tempat pada beberapa jenis.Jenis dari divisi ini umumnya makroskopis, filamen, sipon, atau bentuk thallus, beberapa dari mereka bentuknya seperti lumut (Tjitrosoepomo, 2005).
Rhodophyta (ganggang merah) Umumnya hidup di laut dan beberapa jenis di air tawar, mengandung pigmen klorofil a, klorofil d, karoten, fikoeritrin, fikosianin.Tubuh bersel banyak menyerupai benang atau lembaran.Reproduksi vegetatif dengan spora (Bold, 1978).
Dalam sebagian besar ganggang merah, talus berupa pita atau filamen bercabang.Namun beberapa spesies ada yang berbentuk lembaran, seperti Porphyra atau berbentuk kerak, seperti Lithophyllum, sementara sedikit seperti Porphyridium berbentuk sel tunggal.Beberapa ganggang merah dapat mengapur – misalnya Corallina spp (talus tegak dan berartikulasi) dan Lithophyllum.Talus multisel yang umumnya sepanjang 5 – 50 cm menempel pada batuan dengan pemegang.Dinding sel dapat mengandung selulosa, xylan atau bahkan lignin.Plasmodesmata tampaknya tidak ada, tapi banyak ganggang merah multiseluler memuat koneksi kawah.Tidak ada spesies yang berflagela, dan gamet flagela juga tidak diproduksi (Bold, 1978).
Alga merah memiliki kragaman dan jenis yang sangat banyak.Salah satu contoh spesies dari Rodhophyta adalah Amphiroa ancepsdan Gracillaria textorii yang memiliki klasifikasi dan ciri-ciri khusus (Bold, 1978) :
1.      Amphiroa anceps
Divisi :Rhodophyta
Class :Rhodophyceae
Ordo :Cryptonemiales
Family :Corallinaceae
Genus :Amphiroa
Spesies :Amphiroa ancep
Spesies ini berwarna merah dan mempunyai banyak cabang yang terdiri dari axis (cabang utama), primary branch dan secondary branch. Thallus berkapur mengandung Ca. Thallus membentuk hamparan setinggi 2-4 cm. Spesies ini melimpah di zona intertidal atas yang terisolasi atau tempat terbuka dan pada teluk kecil kedalaman 7 m, tumbuh menempel pada dasar pasir atau menempel pada substrat dasar lainnya di dasar lamun. Persebarannya banyak terdapat di daerah tropis, saeprti di Indonesia.Dalam dunia kesehatan banyak dimanfaatkan sebagai bahan anti mikrobia (Bold, 1978).
Alga ini mengandung zat kapur pada thalli yang berbentuk silindris.Thallusnya berbuku-buku dan diantara nodusnya (sekat) terdapat internodus (ruas).Alga ini hidup dilaut, terutama dalam lapisan-lapisan air dalam yang hanya dapat dicapai oleh gelombang pendek.Hidup alga ini sebagai bentos yang melekat erat pada substrat (Bold, 1978).
2.      Gracilaria merupakan rumput laut yang termasuk dalam kelas alga merah (Rhodophyceae). Gracilaria textorii. menghasilkan metabolit primer senyawa hidrokoloid yang disebut agar. Klasifikasi Gracilaria menurut (Tjitrosoepomo, 2005) yaitu:
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Gracilariaceae
Genus : Glacilaria
Jenis: Glacilariatextorii
Ciri umum dari Gracilariatextoriiadalah mempunyai bentuk thallus silindris atau gepeng dengan percabangan mulai dari yang sederhana sampai pada yang rumit dan rimbun, di atas percabangan umumnya bentuk thalli (kerangka tubuh tanaman) agak mengecil, permukaannya halus atau berbintil-bintil, diameter thallus berkisar antara 0,5 – 2 mm. Panjang dapat mencapai 30 cm atau lebih dan Glacilaria tumbuh di rataan terumbu karang dengan air jernih dan arus cukup dengan salinitas ideal berkisar 20-28 per mil (Tjitrosoepomo, 2005).
Siklus hidup gracillaria dari subkelas Florideophycidae (alga merah) bersifat trifasik  (mengalami tiga fase pertumbuhan). Ketiga fase tersebut yaitu fase gametofit, karposporofit, dan tetrasporofit. Dan ketiga fase tersebut terjadi secara bersamaan (Bold, 1978):
·         Fase Gametofit
            Gametofit jantan dan betina merupakan thallus hasil germinasi dari tetraspora atau bentuk tumbuh haploid. Untuk membedakan gametofit jantan dan gametofit betina antara lain dapat dilihat secara morfologi, yaitu dengan melihat perbedaan warna thallus. Gametofit jantan warnanya lebih pucat serta memiliki ukuran yang lebih panjang disbanding dengan gametofit betina(Bold, 1978).
·         Fase Karposporofit
            Karposporofit adalah bentuk tumbuhan haplo-diploid yang gametofit betinanya adalah haploid, sementara sistokarp yang menempel pada gametofit betina tadi mengandung spora diploid.Fase karposporofit dimulai sejak terjadinya fertilisasi antara karpogonium dan spermatia. Setelah karpogonium dibuahi,makatrichogyne akan mengerut, karpogonium akan melebur dengan del dibawahnya yang berbentuk seperti filamen. Filamen ini akan membentuk beberapa lobus, dari fase inilah gonimoblast dibentuk. Selanjutnya karpospora dibentuk pada ujung-ujung dari filamen gonimoblast.Sementara itu, supporting cell dan steril branch juga melebur menjadi satu yang berfungsi sebagai sel nutrisi.Karpogonium yang telah dibuahi mengalami serangkaian peroses dalam perkembangan selanjutnya.Terjadi perubahan morfologis dari tumbuhan Gracillaria, yaitu terlihat bintil-bintil dipermukaan thallus.Bintil tersebut merupakan hasil dari peroses perkembangan karpogonium dan disebut sebagai sistokarp (Bold, 1978).
·         Fase Tetrasporofit
            Karpospora yang telah dilepas ke lingkungan akan bergerminasi dan tumbuh menjadi bentuk tumbuhan tetrasporofit. Selanjutnya tetrasporofit akan membentuk tetrasporangium yang akan menghasilkan tetraspora (Bold, 1978).
Menurut Aslan (1993) Gracilaria textorii memiliki ciri sebagai berikut:
a.           Thalli berbentuk silindris / gepeng dengan percabangan, mulai dari yang sederhana sampai pada yang rumit dan rimbun.
b.           Diatas percabangan umumnya bentuk thalli agak mengecil
c.           Perbedaan bentuk, struktur dan asal usul pembentukan organ reproduksi sangat penting dalam perbedaan tiap spesies
d.          Warna thalli beragam, mulai dari warna hijau-cokelat, merah, pirang, merah-cokelat, dan sebagainya.
e.           Substansi thalli menyerupai gel atau lunak seperti tulang rawan
2.2.2 Habitat Rhodophyta
Sebagian besar alga merah hidup di laut, banyak terdapat di laut tropika.Sebagian kecil hidup di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak oksigen.Selain itu ada pula yang hidup di air payau. Alga merah yang banyak ditemukan di laut dalam adalah Gelidium dan Gracilaria, sedang Euchema spinosum menyukai laut dangkal (Nontji, 1993).
Rhodophyta yang ada di habitat air tawar dan tanah adalah spesies dari genus Audouinella, Bangia, Batrachospermum, Chroodactylon,Hildenbrandia, Lemanea dan Porphyridium. Beberapa genus, misalnya Bangia, Bostrychia dan Hildenbrandia, memuat spesies kelautan maupun air tawar.Beberapa ganggang merah bersifat parasit pada ganggang lainnya, seperti Choreocolax dan Holmsella(Nontji, 1993).
Spesies kelautan biasanya berwarna kemerahan, sementara spesies air tawar biasanya hijau kebiruan, hijau kekuningan, coklat atau abu-abu.Ganggang merah mengandung klorofil a, dan sebagian juga mengandung klorofil d; tilakoid tunggal (tidak berasosiasi) dan mengandung pikobilisoma yang memuat pikoeritrin dan/atau pikosianin.Banyak karotenoid, misalnya xantofil dan beta karoten, juga ada. Produk hasil fotosintesis antara lain pati floridean dan floridosida (Nontji, 1993).
2.2.3Beberapa ordo Rhodophyta
Ganggang merah tertentu merupakan sumber agar-agar atau carageena, sementara yang lain dipakai sebagai makanan seperti laver, nungham dan palmaria. Semua spesies diletakkan dalam satu kelas : Rhodophyceae. Ordonya antara lain (Tjitrosoepomo, 2005) :
1. Bangiales (contohnya Bangia, Porphyra);
2.Ceramiales (contohnya Bostrychia; Ceramium, Griffithsia, Polysiphonia)
3. Compsopogonales (contohnya. Compsopogon)
4. Cryptonemiales (contohnya Choreocholax,Corallina, Gloiopeltis, Hildenbrandia, Holmsella, Lithophyllum)
5. Gigartinales (contohnya. Chondrococcus, Chondrus, Eucheuma, Furcellaria, Gardneriella, Gigartina,Gracilaria, Iridaea)
6.  Nemalionales (contohnya Audouinella, Batrachospermum, Gelidium, Lemanea);
7.  Palmariales (contohnya Palmaria)
8.  Porphyridiales (contohnya Chroodactylon, Cyanidium, Porphyridium)
9.  Rhodochaetales (contohnya Rhodochaete)
10. Rhodymeniales (contohnya Coeloseira, Rhodymenia).
2.2.4 Struktur Rhodophyta
Dinding selnya terdiri dua lapis, lapisan bagian dalam kasar (rigid) dan menyerupai mikrofibril, sedangkan bagian luar berbentuk lapisan mucilaginous.pada dinding selnya terdapat berbagai macam bahan selain selulosa, yaitu polisakarida sulfat, agar dan karagenin. Pada alga pembentuk koral, dapat mengumpulkan CaCO3 di dalam dinding selnya. Oleh karena hal tersebut jenis alga ini berperan penting dalam proses pembentukan karang(Bold, 1978).
Umumnya tubuh berwarna merah karena adanya protein fikobilin,terutama fikoeritrin, tetapi warnanya bervariasi mulai dari merah ke coklat atau kadang-kadang hijau karena jumlahnya pada setiap pigmen. Dindingselterdiridarisellulosa dan gabunganpektik, seperti agar-agar, karaginan dan fursellarin. Hasilmakanancadangannyaadalahkarbohidrat yang kemerah-merahan. Ada perkapuran di beberapatempat pada beberapajenis. Jenisdaridivisiiniumumnyamakroskopis, filamen, sipon, ataubentukthallus, beberapadarimerekabentuknyasepertilumut(Bold, 1978).
Tubuhganggangini juga berwarnamerahsampaiungu, tetapiada juga yang lembayungataupirangataukemerah – merahan, chromatoforaberbentukcakramataulemabaran dan mengandungklorofil a, klorofil b dan karoteboid. Akantetapi, warnalaintertutupolehwarnamerahfikoiretrinsebagaipigmenutama yang mengadakanfluoresens(Bold, 1978).
2.2.5Peran ganggang merah pada kehidupan
Manfaatnya antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik.misalnya eucheuma spinosum, selain itu juga dipakai untuk mengeraskan atau memadatkan media pertumbuhan bakteri. Berwarna merah sampai ungu, kromotofora berbentuk cakram atau sesuatu lembaran, sebagai hasil asimilasi terdapat sejenis karbohidrat yang disebut tepung floride, hidupnya diair laut, dan berkembang biak secara aseksual, yaitu dengan pembentuka spora dan seksual atau oogami (Supriyono, 2007)
Sebaran alga atau rumput laut di Indnesia ada beberapa jenis yaitu rumput laut penghasil agar-agar (agarophyte) diantaranya adalah Gracillaria sp, Gelidium, Gelediupsis, Hypnea, dan rumput laut penghasil keraginan yaitu  spinosum, Euchema catini  dan Eucheuma striatum. Selain itu juga rumput laut penghasil algin yaitu sargasum, Marcocystis, dan lessonia (Supriyono, 2007).
Alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewanlain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia misalnya Chondrus crispus (lumutIrlandia) dan beberapa genusPorphyra.Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut. Alga merah lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema spinosum, Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar (laksatif), atau sebagai makanan penutup (Supriyono, 2007).

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
            Penelitian tentang alga dilaksanakan pada hari Sabtu – Minggutanggal 11 – 12 Oktober 2014 di PantaiKondangMerak Malang Selatan.PenelitianinidilaksanakanolehmahasiswaJurusanBiologi  Semester III FakultasSainsdanTeknologiUniversitasNegeriMaulana Malik Ibrahim Malang.
3.2 AlatdanBahan
3.2.1 Alat
            Alat yang digunakandalampenelitianiniadalah:
1.      Kamera                                                                                        1 buah
2.      Pensil                                                                                           1 buah
3.      Penggaris                                                                                     1 buah
4.      Bukureferensi                                                                              1 buah
3.2.2 Bahan
            Bahandalampraktikuminiadalahsebagaiberikut:
1. Alga                                                                                            2 spesies
3.3 Cara kerja
1. Diambiljenis algaRhodophyta yang ada di Pantai Selatan KondangMeraksecukupnya.
2. Diidentifikasi alga yang di dapat.
4. Diukurpanjangdanlebar alga yang di dapat.
5. Didokumentasi alga tersebut.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Glacilariatextorii
Gambarpengamatan
Gambar literature


                   Bold (1978)

Keterangan:
  1. MemilikiHodfast yang melekatpadakarang
  2. Talus berwarnamerahkeunguanpadabagiandekat holdfast dansemakinkeujungwarnanyasemakinmemudar
  3. Tekstur talus kenyal, permukaannyalicindanmengilap. Beberapabagianpermukaansedikitbergelombangdanjikaditekansepertiberisi air.
  4. Tepiberlekuk-lekukdengankedalamanlekuk yang variatif.


KalsifikasiGracilariatextoriyaitu(Bold, 1978) :
Divisi: Rhodophyta
Kelas: Rhodophyceae
Ordo: Gigartinales
Famili: Gracilariaceae
Genus: Gracilaria
Jenis: Gracilariatextorii

            BerdasarkanhasilpengamatandapatdiketahuibahwaGracilariatextoriimerupakan alga merah yang memilikithallusberbentuklembaran.Menurut Aslan (1993) Gracilaria textorii memiliki ciri sebagai berikut thallus berbentuk silindris / gepeng dengan percabangan, mulai dari yang sederhana sampai pada yang rumit dan rimbun. Thallus memiliki percabangan dikotomi seperti yang terlihat pada gambar pengamatan. Thallus terlihat lebih kompak dari pada jenis Gracillaria lainnya. Banyak jenis ganggang merah membentuk talus lebih kompak dan berukuran lebih besar yang dihasilkan dari perlekatan (agregasi) beberapa filamen menghasilkan struktur pseudoparenkim. Beberapafilamendilekatkanolehlendirdengantingkatpenyatuanfilamen yang bervariasi.Akan tetapistrukturinimemilikikelemahanpadakontaksitoplasmikantarsel (Bold, 1978).
Gracilarriatextoriihidupdalam 3 bentukpertumbuhan.Secaramorfologimemangketigabentukpertumbuhantadisangatsulitdibedakan, namunjikadilihatdarisegianatomimakadapatdibedakanantarabentuksporofit, gametofitdanbentukkarposporofit.Bentuksporofitadalahtumbuhan yang memilikikromosom diploid (2n), gametofitadalahbentuktumbuhan haploid (In), sedangkankarposporofitadalahbentuktumbuhanhaplo-diploid (sedangmengandung).Umumnya, karposporofitdapatdibedakandarisporofitdangametofit, karenapadapermukaanthallusseringdijumpaitonjolan-tonjolanbulat (Yamamoto, 1978).
SporofitdariGracilariatextoriidapatdiamatipadabulanFebruarihinggaAgustuspadazona intertidal.Sporofitmenghilangsetelahdiamengeluarkanataumelepasselgametnya.Padazonasubliteral, bagaimanapun, sporofitdapatdiamatisepanjangtahundanpopulasinyameningkatsepanjangJulihinggaAgustus (Woo dkk, 2008).
SepertiumumnyaRhodophyceae, daurhidupGracilariabersifat 'trifasik' (3 bentukpertumbuhan), yang mengalami per-gantiangenerasiantaraseksualdanaseksual.Apabilaawalperkembangbiakandimulaidarigenerasiaseksualmakaakanterlihatbahwasporofitakanmembentuksuatubadan yang disebutdengantetrasporangia. Adapunbentukdanukurantetrasporangiapadamasing-masingjenissangatbervariasi (Yamamoto, 1978).
            Gracilariatextoriimemilikistrukturmenyerupai papilla berbintil yang keras. Papilla inimemenuhiseluruhpermukaantalus.Bintil-bintiliniberwarnamerahkekuningan.MenurutBold (1978) terjadiperubahanmorfologisdaritumbuhanGracillaria, yaituterlihatbintil-bintildipermukaanthallus.Bintiltersebutmerupakanhasildariperosesperkembangankarpogoniumdandisebutsebagaisistokarp.
     ThalluspadaGracilariatextoriiberwarnamerahkecoklatandenganstrukturkenyalberdaging.Tubuhganggangini juga berwarnamerahsampaiungu, tetapiada juga yang lembayungataupirangataukemerah – merahan, chromatoforaberbentukcakramataulemabaran dan mengandungklorofil a, klorofil b dan karoteboid.Akantetapi, warnalaintertutupolehwarnamerahfikoiretrinsebagaipigmenutama yang mengadakanfluoresens(Bold, 1978).

4.2. Amphiroaanceps
Gambarpengamatan
Gambar literature

                                Bold (1978)

KalsifikasiAmphiroaancepsyaitu(Bold, 1978) :
Divisi :Rhodophyta
Class  :Rhodophyceae
Ordo :Cryptonemiales
Family :Corallinaceae
Genus :Amphiroa
Spesies :Amphiroaanceps
BerdasarkanhasilpengamatandiketahuibahwaAmphiroaancepsmemilikistrukturthallus yang kaku dan berkapur. Spesiesiniberwarnamerahdanhijausertamempunyaibanyakcabang yang terdiridari axis (cabangutama), primary branch dan secondary branch.Teksturthallusberkapur (coralinous)halinidikarenakanmenurut Bold (1978) thalluspadaAmphiroaancepsmengandungCa.ThalluspadaAmphiroaancepsmembentukhamparansetinggi 2-7 cm denganujungthallus yang tumpulmembulat. Beberapajenisganggangmerahmempunyaistruktur talus sepertilembaran (blade) yang ukurannya 1-2 meter (Rohmimohtarto, 2001).
Amphiroaancepsbanyakditemukanterdampar di pesisirpantaikondangmerak.Thallusmemilikipanjang ± 4cm denganpanjangseluruhthallus ± 6cm danlebar ± 7cm. Ukuran talus bergantungpadadistribusigeografi, talus di daerahberiklimsedangberukuranlebihbesardaripada di daerahtropis (Dawes, 1981). Spesiesinimelimpah di zona intertidal atas yang terisolasiatautempatterbukadanpadatelukkecil di dasarlamun.
Alga inimengandungzatkapurpadathalli yang berbentuksilindris.Thallusnyaberbuku-bukudandiantaranodusnya (sekat) terdapatinternodus (ruas).Alga inihidupdilaut, terutamadalamlapisan-lapisan air dalam yang hanyadapatdicapaiolehgelombangpendek.Hidup alga inisebagaibentos yang melekateratpadasubstrat.
Amphiroaancepsmemilikimemilikiwarnahijaukeputihandanmerah.Variasiwarnatersebutterjadikarenafotoreduksi.Jenis yang samapadasuatupopulasidapatmemperlihatkanvariasipigmentasi (Bold, 1978). Padazonasubtidalganggangmerahmemperlihatkanwarnamerahmuda-merahkarenapigmenfikoeritrindominan (Dawes, 1981).

 

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1.      Gracilaria textorii merupakan alga dari divisi Rhodophyta yang memiliki struktur thallus yang kenyal dan berdaging serta gepeng berbentuk lembaran. Memiliki bintil-bintil di seluruh permukaan thallusnya yang merupakan hasil dari perkembangan karpogonium. Daur hidup Gracilaria bersifat 'trifasik' (3 bentuk pertumbuhan), yang mengalami pergantian generasi antara seksual dan aseksual.
2.      Amphiroa anceps merupakan alga divisi Rhodophyta yang memiliki struktur thallus yang kaku dan berkapur. Spesies ini berwarna merah dan hijau serta mempunyai banyak cabang yang terdiri dari axis (cabang utama), primary branch dan secondary branch.Thallusnya berbuku-buku dan diantara nodusnya (sekat) terdapat internodus (ruas).
 5.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya , alga yang dibahas lebih banyak lagi, supaya pengetahuan yang dimiliki lebih banyak lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Aslan, L. M. 1991. Budidaya Rumput Laut. Kanisius. Yogyakarta
Bold, 1978. Introduction To The Algae, Structure and Reproduction. New Delhi :Prentice Hall Of India.
Dawes, C.J. 1981. Marine Botany. Canada : Jhon wiley and son ine.
Hasnunida, Neni S.Pd., M.Si.2007. Buku Ajar Botani Tumbuhan Rendah. Bandarlampung:       UNILA
Hayati, A dan Insan, M, 2009. Keanekaragaman Makroalga di Pantai Kondang Merak Kabupaten Malang. Makalah Seminar Nasional Biologi XX dan Konggres PBI XIV di Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang. 24-25/III 2009
Nontji, A.1993. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan
Prasetyo, L. 2009. Studi Tentang KeanekaragamanKarang Jenis Hermatipik (HermatypicCoral) Di Pantai Kondang Merak Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur. Skripsi Pemanfaatan Malang
Romimohtarto, Kasijan. 2001. Biologi Laut : Ilmu Pengantar Tentang Biologi Laut. Jakarta : Djambatan.
Saptasari, Murni. 2010. Variasi Ciri Morfologi Dan Potensi Makroalga Jenis Caulerpa Di Pantai Kondang Merak Kabupaten Malang. El Hayah. Vol.1 No.2
Supriyono, Agus. Aktivitas Antioksidan Beberapa Spesies Rumput Laut dari Pulau Sumba dalam jurnal sains dan teknologi indonesiaVol. 9 No. 1 april 2007 hlm. 34-38
Tjitrosoepomo, Gembong.2005. Taksonomi Tumbuhan Rendah. Yogyakarta: UGM Press
Woo, Seonock dkk. Differential Gene Expression in a Red Alga Gracilaria textorii(Suringar) 
Hariot  (Gracilariales, Florideophyceae) between Natural Populations. Journal of Mol.
Cell. Toxicol. Vol. 4(3), 199-204, 2008
Yamamoto, Hirotoshi.1978. Systematic and Anatomical Study of the Genus Gracilaria in
Japan. Hokkaido: Hokkaido University